Ada seorang Aceh dari kabupaten
Pidie, menulis surat ke anaknya yang ada dipenjara Nusa Kambangan karena
dituduh terlibat GAM (Gerakan Aceh Merdeka).
Bunyinya: "Hasan, bapakmu ini sudah tua, sekarang sedang musim tanam jagung, dan kamu ditahan di penjara pula, siapa yang mau bantu bapak mencangkul kebun jagung ini?"
Eh, anaknya membalas surat itu beberapa minggu kemudian. "Demi Tuhan, jangan cangkul itu kebun, saya tanam senjata di sana," kata si anak dalam surat itu.
Bunyinya: "Hasan, bapakmu ini sudah tua, sekarang sedang musim tanam jagung, dan kamu ditahan di penjara pula, siapa yang mau bantu bapak mencangkul kebun jagung ini?"
Eh, anaknya membalas surat itu beberapa minggu kemudian. "Demi Tuhan, jangan cangkul itu kebun, saya tanam senjata di sana," kata si anak dalam surat itu.
Rupanya surat itu
disensor pihak rumah tahanan, maka keesokan harinya setelah si bapak
terima surat, datang satu batalion tentara dari kota Medan.
Tanpa
banyak bicara mereka segera ke kebun jagung dan sibuk seharian
mencangkul tanah di kebun tersebut. Setelah mereka pergi, kembali si
bapak tulis surat ke anaknya.
"Hasan, setelah bapak terima
suratmu, datang satu peleton tentara mencari senjata di kebun jagung
kita, namun tanpa hasil. Apa yang harus bapak lakukan sekarang?"
Si
anak kembali membalas surat tersebut, "Sekarang bapak mulai tanam
jagung aja, kan udah dicangkul sama tentara, dan jangan lupa ucap terima
kasih sama mereka."
Pihak rumah tahanan yang menyensor surat ini langsung pengsan....
No comments:
Post a Comment